Nabi Muhammad SAW Sujud Syukur Saat Orang Ini Meninggal Dunia
Tolong share � Sahabat tolong share yang dimuliakan oleh Allah, Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang patut dijadikan contoh bagi seluruh umat manusia khususnya umat muslim. Dalam kesehariannya, Rasulullah selalu bertindak dengan akhlak terbaik. Salah satu sifat nabi yang patut diikuti adalah pandai bersyukur atas segala kondisi yang dialami.
Ilustrasi sujud syukur seseorang
Rosulullah bahkan sampai bersujud setiap kali menerima berita bahagia. Sujud ini pada hakikatnya adalah ungkapan terimakasih kepada Allah SWT yang dilakukan saat mendapatkan nikmat. Namun, tahu kah anda jika ternyata Rasulullah pernah sujud syukur saat salah seorang manusia meninggal dunia.
Ia bahkan sampai disangka wafat karena lamanya melakukan sujud bahagia tersebut. Seberapa burukkah orang ini sehingga membuat Nabi bersujud dan bersyukur mendengar kematiannya? Siapa dia? Berikut informasinya
Sebagaimana yang diriwayakan oleh HR Abu Daud dan Tirmizi, Abu Bakrah menuturkan bahwa sesungguhnya apabila datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu �alaihi wa Sallam sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud terima kasih kepada Allah.
Nabi SAW pernah bersujud setelah doanya dikabulkan. Beliau meminta kepada Allah Ta�ala agar dapat memberikan syafaat kepada umat-umatnya. Maka beliau bersujud setelah doanya dikabulkan sebagai wujud syukur kepada Allah Ta�ala.
Beliau juga pernah bersujud lama di luar shalat hingga disangka wafat oleh �Abdurrahman bin �Auf. Peristiwa itu terjadi ketika beliau menerima kabar dari Malaikat Jibril bahwa Allah Ta�ala akan memberikan balasan kepada umatnya yang berkirim shalawat dan salam kepadanya.
Sebagaimana disebutkan dalam al-Futuh, Imam Abu Daud pernah meriwayatkan perkataan Imam Muhamamd bin Ishaq bahwa Nabi Shallallahu �alaihi wa Sallam pernah bersujud ketika mendengar kabar kematian seseorang. Seberapa burukkah orang ini hingga membuat Nabi bersujud mendengar kematiannya?
Kabar tewasnya Abu Jahal dalam Perang Badar diterima oleh Nabi SAW dari seorang laki-laki yang menyatakan bahwa Abu Jahal tewas di tangan Mu'awwadz dan Mu'adzAbu (Riwayat Bukhari dan Muslim). Namun, beliau tidak langsung mempercayainya. Nabi Shallallahu �alaihi wa Sallam pun memerintahkan lelaki tersebut untuk bersumpah sebanyak tiga kali.
�Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Aku sungguh melihat Abu Jahal terbunuh�, ucap laki-laki tersebut. Setelah kalimat sumpah itu diucapkan tiga kali, Nabi Muhammad Shallallahu �alaihi wa Sallam pun bersujud.
Melihat konteks historis kehidupan pada masa Rosulullah, sujud syukur dilakukan ketika musuh-musuh Islam meninggal karena pada masa itu masih terjadi peperangan. Terbukti hadis yang dikeluarkan oleh Abu Daud terdapat dalam kitab jihad. Jihad pada masa nabi identik dengan angkat senjata sehingga kematian musuh-musuh Islam merupakan sesuatu yang menggembirakan.
Kejadian tewasnya Abu Jahal dan sujudnya Nabi sebagai wujud rasa syukur ini juga menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Bahwa dalam proses menjalani hidup, ada orang-orang yang kematiannya ditunggu dan disyukuri oleh orang lain.
Sebab, ketiadaan mereka lebih diharapkan karena selama hidup orang tersebut tidak memberikan manfaat, justru madharat kepada diri dan sekitarnya. Padahal Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada umatnya melalui sabda beliau: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)
Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Seorang Muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain. Ini adalah bagian dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi.
Sujud syukur merupakan salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba kepada Tuhannya, yang telah dicontohkan oleh rasulullah dan para shahabatnya. Bukan hanya dicontohkan, Allahpun telah memerintahkan kepada hambanya untuk bersyukur.
Janganlah kita selalu memandang banyaknya materi yang dimiliki atau didapat menjadikan seseorang untuk melakukan sujud syukur, tetapi kita harus memulainya dari hal-hal yang kecil yang justru sering terlupakan oleh kebanyakan orang.
Sebagaimana yang diriwayakan oleh HR Abu Daud dan Tirmizi, Abu Bakrah menuturkan bahwa sesungguhnya apabila datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu �alaihi wa Sallam sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud terima kasih kepada Allah.
Nabi SAW pernah bersujud setelah doanya dikabulkan. Beliau meminta kepada Allah Ta�ala agar dapat memberikan syafaat kepada umat-umatnya. Maka beliau bersujud setelah doanya dikabulkan sebagai wujud syukur kepada Allah Ta�ala.
Beliau juga pernah bersujud lama di luar shalat hingga disangka wafat oleh �Abdurrahman bin �Auf. Peristiwa itu terjadi ketika beliau menerima kabar dari Malaikat Jibril bahwa Allah Ta�ala akan memberikan balasan kepada umatnya yang berkirim shalawat dan salam kepadanya.
Sebagaimana disebutkan dalam al-Futuh, Imam Abu Daud pernah meriwayatkan perkataan Imam Muhamamd bin Ishaq bahwa Nabi Shallallahu �alaihi wa Sallam pernah bersujud ketika mendengar kabar kematian seseorang. Seberapa burukkah orang ini hingga membuat Nabi bersujud mendengar kematiannya?
Kabar tewasnya Abu Jahal dalam Perang Badar diterima oleh Nabi SAW dari seorang laki-laki yang menyatakan bahwa Abu Jahal tewas di tangan Mu'awwadz dan Mu'adzAbu (Riwayat Bukhari dan Muslim). Namun, beliau tidak langsung mempercayainya. Nabi Shallallahu �alaihi wa Sallam pun memerintahkan lelaki tersebut untuk bersumpah sebanyak tiga kali.
�Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Aku sungguh melihat Abu Jahal terbunuh�, ucap laki-laki tersebut. Setelah kalimat sumpah itu diucapkan tiga kali, Nabi Muhammad Shallallahu �alaihi wa Sallam pun bersujud.
Melihat konteks historis kehidupan pada masa Rosulullah, sujud syukur dilakukan ketika musuh-musuh Islam meninggal karena pada masa itu masih terjadi peperangan. Terbukti hadis yang dikeluarkan oleh Abu Daud terdapat dalam kitab jihad. Jihad pada masa nabi identik dengan angkat senjata sehingga kematian musuh-musuh Islam merupakan sesuatu yang menggembirakan.
Kejadian tewasnya Abu Jahal dan sujudnya Nabi sebagai wujud rasa syukur ini juga menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Bahwa dalam proses menjalani hidup, ada orang-orang yang kematiannya ditunggu dan disyukuri oleh orang lain.
Sebab, ketiadaan mereka lebih diharapkan karena selama hidup orang tersebut tidak memberikan manfaat, justru madharat kepada diri dan sekitarnya. Padahal Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada umatnya melalui sabda beliau: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)
Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Seorang Muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain. Ini adalah bagian dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi.
Sujud syukur merupakan salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba kepada Tuhannya, yang telah dicontohkan oleh rasulullah dan para shahabatnya. Bukan hanya dicontohkan, Allahpun telah memerintahkan kepada hambanya untuk bersyukur.
Janganlah kita selalu memandang banyaknya materi yang dimiliki atau didapat menjadikan seseorang untuk melakukan sujud syukur, tetapi kita harus memulainya dari hal-hal yang kecil yang justru sering terlupakan oleh kebanyakan orang.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi sahabat tolong share yang selalu setia membacanya hingga akhir, Terima kasih
Sumber : www.infoyunik.com
Post a Comment for "Nabi Muhammad SAW Sujud Syukur Saat Orang Ini Meninggal Dunia"
Berikan Komentar Jika Ada Kesalahan dan Kekeliruan yang Terdapat Pada Artikel Saya.
Insya Allah, Saya Perbaiki.
Terima Kasih............