Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apakah Saya Lebay Jika Membela dan Membanggakan Gubernur AHOK ??

APAKAH SAYA LEBAY??
Saya adalah seorang rakyat biasa yang hidup dari kerja kantoran, dan bisnis kecil2an. Saya dilahirkan di negara yang sama sekali tak pernah memperdulikan rakyatnya. Saya berasa dijajah aturan2 yang mempersempit langkah2 kaki menapaki hidup dari hari ke hari.

Baru lahir saja, akte harus diurus dengan biaya yang tdk murah. Kemudian pergi ke sekolah TK dengan biaya yang lumayan butuh kocek lebih. Beranjak ke Sekolah Dasar, Menengah Pertama lalu Menengah Atas dengan penuh perjuangan. Selain biaya sekolah, POMG bulanan, tabungan, uang buku, uang seragam, uang praktek, uang koperasi, uang OSIS, uang ini itu yang semuanya lumayan membuat ortu saya ngomel2 setiap saya sodori kartu tagihannya.
Belum lagi ketika usia 17 tahun, buat KTP yg gak simpel, lama, serta butuh biaya. Kemudian ketika saya menikah, harus ke KUA atau panggil pejabat KUA nya, dengan sejumlah uang terimakasih yang besarannya ditentukan penghulunya.

Memasuki kehidupan berumah tangga, saya dihadapi pengurusan IMB atas rumah yg baru saya beli di sekitar Jakarta Pusat, yang bikin mual2. Mereka sengaja mempersulit dan ngerjain supaya saya bolak balik yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk kasih suap agar IMB cepat jadi. Begitu pula Pembuatan Akte jual beli rumah tsb yang biayanya selangit. Ditambah petugas2 kelurahan yang mata duitan, petugas kecamatan yang celamitan dan urusan2 kebersihan sampah yang harus pula ada uang sawerannya supaya sampah buru2 di singkirkan dari halaman rumah saya. Begitu pula pajak Bumi & Bangunan yang tiap tahun naik...

Semua itu membuat uang yang kita cari dg kerja keras menjadi tidak maximal bisa kita nikmati, karena biaya2 tetek bengek yg mencekik.... sehingga banyak diantara kami yang menjadi pegawai senen kemis, ngap2an... dengan gaji 5 koma, tiap tanggal lima sudah koma karena hutang yang menumpuk demi tetap bisa bersaing hidup di Ibu kota yang keras ini....

Makanya jangan heran bila ada istilah "Ibu kota lebih kejam dari Ibu tiri...."

Di dunia kerja pun saya harus berhadapan dengan mafia2 perizinan yang menerapkan sistem pungli. Mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, walikota, hingga ke dinas2 pemdanya. Tanpa uang dan lobi2 jangan harap izin yang kita urus akan keluar, di mana kalau tidak keluar maka saya dihadapkan oleh tim sidak yang akan menanyakan izin2 tsb. Dan apabila saya tdk mampu memperlihatkan izinnya, perusahaan tempat saya kerja akan di hentikan operasionalnya. GILAK KAAN TUH? hal ini masih berlaku di Jabar, mafia2 perizinan begitu solid ngerjain perusahaan2 JABAR.

Namun ketika pak Jokowi mengambil alih pemerintahan DKI dilanjutkan dengan pak Ahok... maka budaya pungli itu tdk lagi menggurita... malah DIBABAT HABIS hingga ke akar2nya... horeeeeee.....

Serasa saya terlepas dari jeratan mafia2 PEMDA yang selama ini menghimpit saya dengan aturan2 yg mempersulit langkah kaki saya. Baik utk kebutuhan pribadi maupun kantor. Rasa apatis saya telah dirubah optimis oleh pak Jokowi juga Ahok. Dan karena itulah rasa cinta ini tumbuh bersemi dan berbunga bunga...

Bila cinta ini menjadi semakin kuat, dan membuat saya semakin terpikat, lalu menjadi galak ketika ada org2 stress menghina Gubernur saya... apakah saya lebay?

Berpuluh tahun saya dijajah birokrasi dan aturan2 tak berpihak pada rakyat, namun kini semuanya berubah 180 derajat, rakyat diberi BANYAK PENGGRATISAN yang dulu tak pernah terbayangkan....

Apakah saya lebay jika mati2an memaparkan kehebatan gubernur saya? Apakah saya lebay membangga2kan Gubernur saya??
Mikiiiiiiiirrr!!!

By : FB Sahara Djati

Post a Comment for "Apakah Saya Lebay Jika Membela dan Membanggakan Gubernur AHOK ??"